Menyulap Tradisi Menjadi Inspirasi: Rahasia Sukses Industri Kreatif!

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong para peneliti untuk mengubah warisan budaya menjadi produk bernilai tambah, ekonomi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Workshop dengan tema “Membaca dan Alih Wahana Manuskrip Kuno untuk Pengembangan Industri Kreatif” dibahas dalam rangkaian INARI Expo 2024 di ICC Building KST Cibinong, Sabtu (10/08). Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan (PR MLTL) Sastri Sunarti, menyampaikan bahwa tim peneliti akan memaparkan hasil risetnya. Peneliti PR MLTL BRIN, Danang, menjelaskan tentang naskah kuno Serat Adji Pamoso dan Witoradya yang menggambarkan sifat-sifat pemimpin yang baik.

Menurut Danang, terdapat lima keutamaan raja dan lima kegunaan punggawa kerajaan yang tercatat dalam naskah tersebut. Selain itu, potensi karya budaya berupa naskah kuno dapat dikembangkan menjadi wahana baru. Peneliti lainnya, Suyami, menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Nusantara, serta mengemasnya dengan metode yang tepat sesuai zaman sekarang.

Dalam workshop tersebut, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L, Masyarakat, dan UMKM BRIN, Dadan Nugarha, memberikan arahan tentang bagaimana memajukan kebudayaan tanpa mengorbankan konten. Ia menyoroti pentingnya mengumpulkan konten budaya untuk ditarik ke industri kreatif. Sebagai pelaku ekonomi kreatif, CEO Anantarupa Studios, Ivan Chen, berbagi pandangan tentang strategi pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif.

Agus Iswanto, periset PR MLTL, menjelaskan pentingnya platform digital sebagai sumber desain produk industri kreatif. Teknologi digital dan informasi mendukung transformasi tersebut, sehingga riset dan inovasi menjadi hal yang penting. Agus menekankan bahwa alih wahana memerlukan pembacaan manuskrip terlebih dahulu, serta membangun relevansi dari studi yang dilakukan.

Dalam era teknologi digital yang berkembang pesat, riset dan inovasi menjadi kunci dalam mengembangkan budaya dan industri kreatif. Dengan memanfaatkan warisan budaya dan mengemasnya dengan metode yang tepat, Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam ekonomi kreatif global. Budaya harus dilestarikan dan dijadikan sebagai aset berharga bagi generasi mendatang.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *