BRI Yakin pada Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Baru
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI telah mengungkapkan strategi dan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mendukung kebijakan pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kebijakan ekonomi Presiden kedelapan Indonesia ini akan difokuskan pada hilirisasi, pembangunan, dan energi. Hilirisasi akan berfokus pada bahan tambang mineral dan produk pertanian, seperti minyak kelapa sawit. Selain itu, pemerintah juga akan memprioritaskan kebijakan yang mendukung swasembada pangan dan energi.
Direktur Utama BRI, Sunarso, telah memaparkan dua kerangka terkait kebijakan pemerintah tersebut. Pertama adalah kerangka tujuan nasional, yang menjadi fokus analisis rutin bank tersebut. Kerangka kedua adalah analisis peluang bisnis yang muncul dari kebijakan pemerintah. Menurut Sunarso, untuk keluar dari middle income trap, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus minimal 6 persen menurut perhitungan BRI.
Meskipun target pertumbuhan ekonomi pemerintah adalah 8 persen, melebihi hasil analisis BRI, hal tersebut menunjukkan bahwa kedua target tersebut sudah sejalan dalam mencapai tujuan keluar dari perangkap pendapatan menengah. Sunarso menekankan bahwa faktor dominan yang menjadi penentu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen adalah human capital. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada swasembada pangan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dalam mendukung swasembada pangan, Sunarso menekankan pentingnya ketersediaan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pendidikan juga menjadi faktor penting dalam upaya menciptakan human capital yang berkualitas. Terkait hilirisasi di bidang energi, Sunarso yakin bahwa hal tersebut akan meningkatkan perputaran ekonomi.
Menurut Sunarso, proses hilirisasi akan menciptakan nilai tambah pada produk tambang dan produk pertanian di dalam negeri. Setiap proses penciptaan nilai tambah akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan distribusi pendapatan yang lebih baik. Hal ini juga akan meningkatkan nilai produk yang semula dijual sebagai bahan mentah menjadi lebih tinggi setelah melalui proses teknologi.
Sunarso menekankan bahwa proses hilirisasi akan mendorong penyerapan tenaga kerja, meningkatkan produktivitas, dan memacu pertumbuhan ekonomi. Bank juga akan mendapatkan manfaat dari peningkatan distribusi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas hilirisasi. Contohnya adalah proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit, oleokimia, atau produk kosmetik.
Dalam kesimpulannya, Sunarso menyatakan bahwa analisis yang difokuskan pada peningkatan kualitas human capital, swasembada pangan, dan energi merupakan langkah yang tepat dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Dalam konteks bisnis, proses hilirisasi produk tambang dan produk pertanian akan meningkatkan aktivitas ekonomi dan meratakan pendapatan. Ini merupakan peluang bisnis yang luar biasa bagi perbankan.
Dengan demikian, BRI siap untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi nasional melalui strategi yang cerdas dan inovatif.