Tantangan Ekspor Sawit Indonesia ke India

Di tengah tantangan penerapan European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang ditunda hingga Desember 2025, Indonesia perlu mengevaluasi strategi ekspor sawitnya. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan mencari pasar-pasar baru di luar Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan. Menurut Ketua Bidang Kampanye Positif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Edi Suhardi, India bisa menjadi salah satu tujuan ekspor potensial selain dari Uni Eropa.

Pasar India masih tergolong sebagai pasar tradisional yang belum sepenuhnya menerapkan platform keberlanjutan secara ketat seperti Uni Eropa. Hal ini membuat India menjadi pasar yang menarik untuk diversifikasi ekspor sawit Indonesia. Ekspor sawit ke India mencapai 5,97 juta ton dengan nilai US$ 5 miliar pada tahun 2023, meningkat dari 3,2 juta ton pada tahun 2021.

Namun, proyeksi untuk tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan ekspor sawit menjadi 5 juta ton akibat kebijakan tarif India yang meningkat drastis. Tantangan lain datang dari program pengembangan sawit domestik India yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sawit lokal dari 400.000 ton menjadi 4 juta ton dalam 7-8 tahun mendatang.

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar sawit Indonesia, termasuk ke India. Meskipun ada tantangan dalam ekspor ke India, ada empat strategi kunci yang bisa diimplementasikan secara komprehensif.

Pertama, Indonesia perlu menyesuaikan strategi perdagangannya dengan kebijakan proteksionis India. Kenaikan tarif impor yang signifikan membutuhkan pendekatan yang fleksibel untuk mencari keseimbangan baru yang menguntungkan kedua belah pihak.

Kedua, revitalisasi dan inovasi industri domestik menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia. Modernisasi teknologi pengolahan dan program R&D yang kuat akan membantu menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif.

Ketiga, pemahaman mendalam tentang pasar India perlu ditingkatkan melalui penelitian komprehensif. Analisis komparatif antara kedua negara akan membantu mengidentifikasi peluang kerja sama yang saling menguntungkan.

Keempat, pemerintah perlu berperan aktif dalam mengatasi berbagai hambatan non-tarif. Dukungan dalam proses registrasi produk dan penanganan isu-isu terkait standar teknis dan sanitasi akan membantu produk sawit Indonesia mendapatkan akses yang lebih luas di pasar India.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini secara efektif, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam pasar sawit global. Diversifikasi pasar ekspor sawit menjadi langkah yang penting untuk mengurangi risiko ketergantungan pada pasar tertentu dan meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia secara keseluruhan.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *