Peluang Industri Susu Lokal dalam Kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis

Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) mengungkapkan bahwa kebutuhan susu sapi di dalam negeri masih sangat bergantung pada impor. Sekitar 80% dari kebutuhan domestik dipenuhi oleh impor, sementara 20% sisanya berasal dari industri susu sapi lokal. Angka ini belum termasuk dengan kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah. Di tengah peningkatan permintaan akibat MBG, industri susu punya rencana untuk mendorong produktivitas sapi perah domestik.

Direktur Eksekutif AIPS, Sonny Effendy, menjelaskan bahwa ada sinergi antara menurunnya daya beli masyarakat dan peluncuran program MBG yang dimulai pada Januari nanti. “Sebenarnya ini ada pasar baru yang tercipta karena program pemerintah, jadi setelah Januari, permintaan susu pasti naik,” ujar Sonny dalam percakapan dengan detikcom pada Sabtu (21/12/2024).

Namun, Sonny juga menyebutkan bahwa kapasitas industri susu sapi dalam negeri masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan MBG, yang diperkirakan akan menyerap sekitar seperempat dari total kebutuhan susu untuk program tersebut. “Kita belum bisa mencapainya, karena dari kebutuhan 100%, yang bisa dipasok mungkin hanya 25%-nya. Sisanya masih harus impor. Tapi kan Pak Prabowo nggak mau impor, jadi apa yang bisa dipasok dari industri susu dalam negeri akan diserap,” kata Sonny. “Sisanya mungkin bisa digantikan dengan sumber protein lain sambil terus berusaha mendatangkan sapi perah baru atau meningkatkan produksi.”

Untuk mencapainya, Sonny mengatakan, produktivitas sapi perah dalam negeri bisa ditingkatkan dengan perbaikan pakan dan penerapan metode good farming practice. “Di luar negeri, satu ekor sapi bisa menghasilkan 38 liter susu per hari. Sementara kita baru sekitar 10-12 liter per ekor per hari. Tapi dengan perbaikan pakan, kandang, dan penerapan good farming practice, produktivitas bisa naik hingga 20%,” jelasnya.

Yang menarik, Sonny menambahkan, bahkan tanpa menambah jumlah sapi, produktivitas per ekor bisa tetap meningkat. “Produktivitas bisa naik sampai 8 liter per ekor sehari, itu 75% lebih banyak dari produksi kita sekarang yang sekitar 1,8 ton susu segar per hari. Jadi ada peningkatan yang signifikan,” papar Sonny.

Namun, untuk mendatangkan sapi perah impor, dibutuhkan infrastruktur yang cukup banyak, mulai dari kandang, pakan, pembibitan, hingga fasilitas karantina. “Yang lebih praktis sekarang adalah dengan memperbaiki sapi perah yang sudah ada, memperbaiki kandang, pakan, dan menerapkan good farming practice. Dengan begitu, produksi susu sapi dalam negeri bisa ditingkatkan dan memenuhi kebutuhan MBG,” tutup Sonny.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *