Siap-Siap PHK Massal! Industri Lain Selain Tekstil Memberi Kode

Tekanan terhadap sektor manufaktur semakin meluas, nih. Selain sektor tekstil dan alas kaki, sektor industri hilir petrokimia terutama produk plastik juga lagi merasakan tekanan yang cukup berat. Ketua Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas), Fajar Budiono, bilang bahwa industri plastik di Indonesia sekarang udah nyaris di ambang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Penyebabnya? Serbuan barang impor dari China dan penurunan daya beli masyarakat.

Fajar bilang, “Industri plastik nasional udah di ambang PHK. Kita lihat sekarang ini, banyak faktor yang mempengaruhi, terutama banjirnya barang impor. Terus, daya beli masyarakat juga lagi lesu.”

Dengan kondisi industri yang udah hampir sampai ke titik PHK, Fajar mengungkapkan bahwa pabrik-pabrik plastik nasional udah mulai memangkas jam produksinya. Biasanya kan 24 jam, tapi sekarang cuma 16 jam aja.

“Saat ini belum ada pabrik plastik nasional yang tutup, tapi mereka udah kurangi jam produksi. Seharusnya kan 24 jam, tapi sekarang cuma 16 jam. Hanya dua shift, padahal seharusnya tiga shift,” jelasnya.

Industri plastik hilir merupakan industri padat karya, di mana banyak tenaga kerja diperlukan. Jadi, kalau pabrik-pabrik tutup, bakal terjadi PHK massal seperti yang terjadi di industri tekstil.

“Pabrik plastik hilir itu padat karya. Kalau tutup, dampaknya bakal mirip kayak industri tekstil,” tambahnya.

Fajar berharap kepada pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mulai siapin strategi atau kebijakan yang mendukung industri sekarang juga, biar nggak ketinggalan momentum pemulihan di bulan Januari-Februari menjelang Puasa dan Lebaran Idul Fitri.

“Harapan kita sih ke pemerintahan yang baru, biar bisa mulai sekarang. Jangan nunggu serah terima kekuasaan. Momentum pemulihan itu di Januari-Februari menjelang Puasa dan Lebaran. Kalau lewat, target pertumbuhan 8% dari pemerintahan baru bakal susah dicapai,” ujarnya.

Fajar berharap pemerintahan di bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto bisa cepat meningkatkan komunikasi antar kementerian dan lembaga, biar pengambilan keputusan yang pro terhadap industri bisa dilakukan dengan cepat.

“Data dan keberanian dalam mengambil keputusan penting banget. Jangan sampai terlalu lama ambil kebijakan, nanti udah keburu telat. Pasokan dan permintaan itu kan naik turun terus. Sekarang PMI industri plastik nasional udah di bawah 50%,” tambahnya.

Semoga aja pemerintah bisa bertindak cepat dan tepat, biar industri plastik Indonesia bisa bangkit lagi dan nggak terlalu terpuruk. Semua pihak harus bahu-membahu untuk mencari solusi yang terbaik demi keberlangsungan industri plastik di Tanah Air.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *